Jumat, 16 Oktober 2015

Maya: Maskot Kos Mesum

Setelah lulus dari SMA, aku diterima UMPTN di sebuah kampus negeri. Segera aku berangkat dan mencari Kos. Ternyata tempat-tempat kos yang ku suka sudah penuh semua. Akhirnya aku mendapat sebuah kos yang tidak terlalu bagus. Tapi ku pikir untuk sementara tidak apa-apalah.

Ibu kos ku memiliki 3 orang anak. Yang pertama Anto, kuliah semester 3 dan yang ke 2 Maya kelas 2 SMK. Tinggi, langsing, kulit putih mulus, tapi berdada agak rata. dan yang ke 3 Diah kelas 3 SMP. Kecil, kurus, imut, sangat pemalu dan jarang keluar rumah. Anto tinggal di kamar atas paling depan sedangkan Maya dan Diah tinggal di bawah bersama Ibu Bapaknya.

Setelah 3 minggu tinggal di kos itu. Pada suatu malam, aku terbangun dan merasa ingin kencing. Kulihat jam menujukan jam 3. Segera aku menuju kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, kulihat sebuah bayangan melintas. Ternyata Maya. Dia masuk ke kamar Anto kakaknya. Semula aku tidak curiga, tetapi ketika ku lihat dia clingak-clinguk sebelum masuk, membuat aku merasa aneh.

Pelan-pelan aku mendekati kamar Anto. Namun semuanya tertutup rapat. Jendela nako juga tertutup. Ku tempelkan kuping ku ke pintu untuk mendengarkan apa yang terjadi. Terdengar suara-suara aneh dari ranjang. Tak lama kemudian terdengar erangan panjang Maya.

Cepat-cepat aku menuju kamarku. Sambil mengintip lewat jendela nako kamarku. Tak lama kemudian kulihat Maya berjalan gontai menuju tangga. Ingin aku langsung menangkap basah dia, tetapi bisa saja dia mengelak, kerena aku belum melihat sendiri apa yang terjadi. Jadi ku biarkan dia.

Hari-hari berikutnya, aku selalu bangun tengah malam, sambil mengamati apakah Maya lewat lagi. Ternyata betul, tiga hari kemudian, sekitar pukul 3, Maya lewat lagi dan masuk ke kamar Anto. Pelan-pelan aku menuju kamar Anto. Ku ambil sebatang lidi, dari lubang jendela nako, kusingkap sedikit kain kordennya.

Wow, sungguh pemandangan yang sangat indah, Tubuh Maya yang putih mulus dan sempurna, naik turun di atas tubuh gemuk Anto. Burungku langsung berdiri sempurna, ku lepas resleting celanaku dan ku cocok dengan tangan kananku. sementara tangan kiriku tetap memegang lidi.

Kulihat Maya berganti posisi di bawah. Sementara Anto memasukan burungnya dengan mudah ke dalam lubang kenikmatan Maya dan mulai menggoyang pinggulnya. Anto mengangkat kedua kaki Maya ke atas pundaknya dan mulai mengayuh dengan semangat.

Kocokan tanganku mengikuti irama kocokan Anto ke dalam vagina Maya. Tak lama kemudian terdengar suara lengkuhan Maya sambil mengangkat kepala dan tangannya merangkul pundak Anto. Tubuhnya mengejang dan bergetar hebat.

Nafsuku mulai memburu, terasa lahar panas ku akan segera keluar. Aku kebingungan akan menumpahkan dimana. Kulihat sekeliling, ternyata hanya ada sebuah gelas plastik bekas. Segera kusambar dan kumuntahkan spermaku dalam gelas plastik iyu. Och..Terasa nikmat sekali.

Tanpa menunggu hasil final pertandingan Kakak beradik itu, Segera kurapihkan celanaku dan bergegas menuju kamarku. Kutunggu Maya lewat kamarku. Ku biarkan pintuku sedikit terbuka.

Benar saja, tidak lama kemudian Maya lewat.
“Maya, coba sini sebentar!.” Kupanggil dia sambil ku pegang tangannya dan ku tuntun masuk kamar ku. Dia nampak sangat terkejut.
“Ada apa sich mas? Kok pake acara narik-narik tangan segala?” tanyanya.
“Jangan pura-pura lah… aku dah tau kamu abis ngapain koq.” Jawabku.
“Aku gak ngapa-ngapain kok… Aku cuma minta bantuan mas Anto ngerjain tugasku.” Kata Maya mencoba berbohong.
“Emang tugasmu ngeluarin spermanya ya? Gimana permainan mas mu? enak ya? Kulihat badannya doank yang gede… burungnya sich kecil… hehehe. Apa Aku mesti bilang ama Papih mamih mu? Biar kamu segera dikawinkan dengan mas mu sendiri?” Aku nyerocos sekenanya.
Maya tampak bingung dan tertunduk. Kali ini dia tidak bisa menjawab.
“Tenang, aku gak bakal bilang siapa-apa masalah ini koq. Asal…Kamu mau perlakukan aku seperti mas mu tadi.”

Segera ku tarik tangannya menuju ranjang dan segera kulicuti dasternya. Ku cium bibirnya, lehernya dan belakang telinganya. Sambil tangan ku terus menjelajah dan mencopot tali BH nya. Terlihatlah gundukan bukit yang masih kecil dan kencang dengan putingnya yang masih sangat kecil.

Ku mainkan putingnya dengan lidahku sementar tangan kananku meraba susu kirinya dan tangan kananku menyusup ke dalam celana dalamnya. Terasa sangat basah dan licin. Tapi Maya diam saja, dia mencoba menujukan bahwa dia tidak terangsang dengan permainanku.

Segera kulucuti pakaianku dan meminta Maya melakukan oral. Namun Maya tampak ogah-ogahan melayani batang kemaluanku. Dia hanya menjilatinya saja. Segera ku tekan kedua pipinya dengan tangan kananku. Sehingga rahang dan mulutnya terbuka. Sedang tangan kiriku menjambak rambutnya dan menuntunnya untuk menelan kamaluanku. Och… nikmat sekali ketika Maya mulai menyedot batang kemalunku.

Ku plorotin celana dalamnya dan mulai menggosok clitorisnya dengan agak kasar. Akhirnya Maya tampak mulai menikmati. Mulutnya mulai mendesah halus.

Tidak sabar ingin menikmati tubuh indahnya, aku langsung ambil posisi diatas tubuhnya. Kuhujamkan batang zakarku ke dalam lubang vaginanya. Dalam sekejap batang kemaluanku amblas ditelan vaginanya. Terasa basah dan licin.

Ku nikmati pemandangan yang sangat indah ini sambil memompa vagina nya. Och betapa beruntungnya daku bisa menikmati wanita cantik dengan tubuh yang begitu indah. Nyaris sempurna. Hanya ada satu tahi lalat di dekat puting susu kanan nya.

Ku balikan tubuhnya dan mulai kutusuk dari belakang dengan gaya dogy style. Kedua tanganku memegang perutnya yang begitu langsing. Sesekali aku merunduk, memeluknya dari belakang sambil memainkan susu dan klitoris nya.
"Ach… ach… ach…" Maya mulai meracau ketika aku menggenjot dengan lebih cepat dan kasar.
Terdengar suara becek dan plak… plak… plak… suara kulit yang saling beradu.

Kubalikkan kembali tubuhnya, ku angkat kakinya dan ku rapatkan kedua kakinya sehingga kontolku benar benar terjepit. Ku tekan dan ku gerakan pelan-pelan. Maya tampak kenikmatan.
"Ayo terus…Mas.., aduch…enak bangeeet nich…" desah Maya keenakan.
Tak lama kemudian...
"Siccch… siccch… occch."  Maya mendesis nikmat.
Tubuhnya mengejang dan melonjak lonjak. Lubangnya terasa bertambah basah dan batangku terasa tersiram cairan hangat. Maya tampak menahan kegelian dengan menggigit bibih bawahnya. Dia mencoba menahan gerak maju mundurku dengan memeluk erat tubuhku. Tapi aku terus berusaha memutar pinggulku. Birahinya memuncak, tubuhnya berguncang guncang. Tak lama kemudian cengkramannya melemas.

Setelah dapat mengendalikan diri, dia mulai menjilati dan mengulum puting susuku. Aku jadi semakin bernafsu dan gerakan ku semakin cepat. Pertahananku mulai goyah dan segera kucabut batang kemalunku dan kemudian... cret..cret..cret... muntahlah spermaku diatas perut dan susunya. Sebetulnya aku sangat ingin mengeluarkan air maniku di dalam vaginanya, tapi aku khawatir kalau kalau dia hamil.

Aku betul-betul begitu puas dan lemas. Tak ku hiraukan permintaan Maya untuk meminta tissue. Terpaksa dia memebersihkan spermaku dengan celana dalam nya sendiri. Maya yang mulai merapihkan pakaiannya dan bergegas meninggalkan kamarku.

Paginya aku bangun agak kesiangan. Aku ambil indomie goreng dan turun ke bawah. Sesampainya di dapur, kulihat Maya baru mau menuju kamar mandi.
"Loch… Maya, kenapa loe koq gak berangkat sekolah?" Tanyaku.
"Lagi agak gak enak badan nich." Jawabnya.
Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke telingaku… sambil berbisik.
“Pura pura bego… Pake nanya segala… Gara-gara kamu nich… kecapean… Jadi bangunnya kesiangan tau…” katanya sambil mencibir.
Aku cuma tersenyum… dan menjewer kupingnya sambil berbisik.
“Tapi enak khan ?… nanti malem aku minta lagi ya… ? “
“Siapa takut.. Tapi pintunya jangan dikunci ya… biar aku bisa langsung masuk.” jawabnya ringan

Kebetulan malam ini malam minggu. Teman kosku Edo, Ari dan Eko main di kamarku nonton VCD sambil ngobrol santai. Sementara jam sudah menunjukan pukul 1 lebih. Tapi anak-anak belum juga keluar dari kamarku. Jam 3 Maya pasti datang. Dan ini bisa mengacaukan acaraku menikmati tubuh indah Maya.

Aku berpikir keras untuk mengusir mereka. Cara halus sudah ku jalankan dengan mengatakan aku ngantuk, besok ada acara, gak enak badan dan sebagainya, tapi mereka tetap saja cuek. Akhirnya dengan sedikit nekat, aku mendadak berlari ke kamar mandi, ku colok mulutku dengan jari dan beberapa detik kemudian Ooak Ooak Ooak… aku memuntahkan isi perutku.

Temen-teman keluar dari kamarku dan menolong mengambilkan air hangat. Mereka membaringkanku, menggosok tubuhku dengan balsem, menyelimutiku dan mematikan lampu. Dalam hati, aku melonjak girang. Berhasil! Kena tipu juga mereka semua. Tapi aku juga berpikir ternyata baik juga teman kos ku ini.

Tidak sabar aku menunggu jam 3. Menunggu kedatangan si sexy Maya. Ku intip suasana diluar sangat sepi. Lampu-lampu sudah dimatikan. Aku segera mencopot semua pakaian hingga telanjang bulat dan menutupnya kembali dengan selimut.

Jam sudah munujukan jam 3 malam lewat 10 menit tapi Maya belum juga datang. Aku mulai gelisah. Waktu terus berjalan hingga jam 4 lebih sedikit Maya baru menyelinap masuk. Aku agak terkejut karena tidak mendengar langkah kakinya. Ternyata dia tidak menggunakan alas kaki.
"Sorry… Agak telat … aku denger kamu sakit ya? Jadi tadi aku pikir aku gak mau ganggu kamu… Tapi ternyata kamu masih bangun…"
"Ya… Gak papa koq. aku gak sakit… aku cuma pura-pura sakit biar temen-teman pada bubar semua heheheh" Jawabku.
"Uch dasar… tukang tipu…" Cepat-cepat dia menerjang tubuhku dan menarik selimutku.
"Ich… udah telanjang toch… dasar porno…" pekiknya.

Ku peluk dia dan ku gerayangi tubuhnya. Ternyata dia tidak menggunakan apa-apa dibalik dasternya. Burungku langsung melonjak kegirangan, berdiri tegap dan siap tempur. Segera ku lepas dasternya dan ku cumbu habis puting susunya sambil tangan ku menggosok clitorisnya dengan lembut. Maya mendesis seperti kepedasan. Aku terus kebawah dan mulai mengulum kacang kecilnya, terasa sangat basah dan sedikit asin. Kulahap semuanya sambil jari telunjukku mulai menyodok-nyodok lubang kewanitaannya.

Maya tak tahan, dia membanting tubuhku ke bawah dan mulai mengangkangi tubuhku dan dalam sekali sentakan zlep… Zakarku sudah berada dalam lubang senggamanya. Terasa sangat hangat dan licin. Maya bergerak sangat liar diatas tubuhkku. Dia terlihat sangat bernafsu menyetubuhiku. Sungguh kenikmatan yang tiada tara, bodynya yang putih mulus bergerak naik turun begitu erotis. Vaginanya begitu nikmat, membuat nafsuku membumbung tinggi. Gerakannya yang terlampau liar membuat pertahananku mulai goyah. Aku mencoba menahan gerakannya dengan memegang pinggulnya.

Tiba-tiba… kreek… pintu kamarku terbuka lebar dan lampu kamarku dinyalakan. Aku sangat kaget, jantungku terasa berhenti berdetak. Aku tidak sempat menutupi tubuhku, gerakanku pun terhalang oleh Maya yang berada diatas tubuhku. Maya hanya memelukku untuk menutupi tubuhnya, sementara batang kemaluanku masih menancap kokoh di lubang senggama Maya.

Terlihat Edo, Ari dan Eko masuk kedalam kamarku. Mukaku langsung pucat.
"Hey… lagi ngapain loe! Enak aja ngentot anak orang!" bentak Eko
"Koq berenti? ayo terusin… Kita mau nonton nich" Ujar Edo sambil mengunci pintu.
"Apa mau kita teriakin biar semua bangun? Ayo cepet genjot lagi…" Ujar Ari.
Maya tampak agak ketakutan dan mulai bergoyang pelan. Burungku pun mulai kencang kembali.
"Ayo yang seru donk… masa gerakannya kayak gitu doank… Yang erotis!" bentak Edo
Maya pun mulai bertambah liar menaik turunkan pantatnya, sambil meliuk-liukan tubuhnya yang sexy. Tapi konsentrasiku agak buyar, Terganggu oleh 3 mahluk jahanam ini.

Maya mulai kecapekan dan memintaku ganti posisi. Aku ambil posisi di atas dan mulai memasukan kemaluanku ke lubang kenikmatan Maya. Ku kocok dengan lembut sambil mengulum puting susunya. Beberapa menit kemudian, Maya mulai mendesah lembut, tanda gelombang kenikmatannya akan segera tiba. Aku pun mulai dapat menikmati kembali lubang kenikmatan Maya.

Tiba tiba lubang kewanitaan Maya berdenyut denyut. Batang Zakarku terasa diremas-remas lembut.
"Mas, aku keluuuaaar nich…"
Tubuhnya mulai berguncang-guncang. Cairan hangatpun mengalir membasahi batangku yang terasa semakin keras. Kenikmatan tiada tarapun mulai menjalar di seluruh tubuhku.
"Maya, aku juga mau keluar nich…."
Maya hanya menjawab “hek eh…”
Tapi Maya yang sedang diterjang kenikmatan tetap mencengkram tubuhku.
"Keluarin di dalam ya her?"
Maya diam saja.
Akhirnya crot crot crot aku tidak dapat menahan lagi puncak kenikmatan itu, kumuntahkan spermaku didalam vaginanya. Tanpa sempat kucabut karena Maya masih terus mencengkram erat tubuhku.

Tiba-tiba Ari membentakku
"Hey cepet jilatin sperma loe di memek si Maya… sampe bersih…"

Dengan perasaan jijik, terpaksa kujilati spermaku sendiri yang mulai meleleh keluar dari vagina Maya. Tubuhku terasa terhempaskan ke dalam neraka yang paling nista. Mereka tertawa melihat aku.
"Selamat… Kamu baru saja menjadi anggota Kost kita yang baru." Mereka bertiga menyalami aku
"Maya adalah maskot kita… dia milik bersama… siapa saja boleh menikmatinya… Tadi, dia telat ke kamarmu karena kami pake dulu. makanya tadi lobangnya agak banjir ya… heheheh." Kata Eko.
Maya pun hanya tertunduk malu, sambil menutup tubuhnya dengan seprei.
"Banyak yang bilang kost di sini mahal… Tapi sebetulnya sangat murah sekali, kalo lihat bonusnya secantik dan sesexy ini… Makanya aku betah kost di sini… Aku sudah menikmati tubuh indah Maya dari sejak dia baru masuk SMA. Ya khan Maya?" Ujar Eko.
"Ingat, Hanya kita yang tahu… jangan sampai kita tambah anggota lagi… kecuali dia tahu sendiri… Ok." Edo mengingatkan.

Aku sungguh tidak ngerti apa yang mereka bicarakan. Aku baru tahu keesokan harinya ketika aku datang ke kamar Eko. Eko bercerita bahwa dulu pacar Maya nge kost di sini juga. Anto menangkap basah Maya ketika bersenggama dan mengusir pacar nya. Anto meminta Maya memuaskan nafsunya dan mengancam akan memberi tahu papa mama nya. Terpaksa Maya melayani nya.

Eko yang mengetahui betul kejadian itu semua, mengambil kesempatan dengan ikut mengancam Maya. Tanpa di duga ternyata Maya anak yang baik. Dia mau melayaninya demi sekolah dan masa depannya. Sejak itu Maya menjadi budak nafsu mereka.

Singkat cerita, Eko akhirnya lulus kuliah dan terpaksa pulang ke Kediri. Maya masih menjadi budak nafsu Edo dan Ari. Setelah hampir setahun, akhirnya aku pindah kos, karena aku punya pacar. Aku takut Maya bertindak macam-macam atau temen-teman kos ku berbuat usil sama pacarku.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar